BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Pubertas
adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi
seksual. Masa pubertas dalam
kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur delapan hingga sepuluh tahun dan
berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa ini memang
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat.
Seorang
anak akan menunjukkan tanda-tanda awal dari pubertas, seperti suara yang mulai
berubah, tumbuhnya rambut-rambut pada daerah tertentu. pada anak laki-laki, biasanya lebih lambat, yaitu pada
usia 11 tahun ke atas. Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas
bertanggung-jawab atas munculnya dorongan seks. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan
banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang
seksualitas. Namun sejak tahun 1960-an, aktivitas seksual telah meningkat di
antara remaja; studi akhir menunjukkan bahwa hampir 50 persen remaja di bawah
usia 15 dan 75 persen di bawah usia 19 melaporkan telah melakukan hubungan seks.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
penyebab munculnya pubertas pada laki-laki?
2. Hormon
apa saja yang mempengaruhi terjadinya pubertas pada laki-laki ?
3. Organ
dan kelenjar apa saja yang berkembang pada masa pubertas pada laki-laki?
4. Apa
saja ciri-ciri laki-laki yang mengalami pubertas?
1.3
TUJUAN
DAN MANFAAT
1.
TUJUAN
a. Pemenuhan
nilai mata kuliah fisilogi.
b.
Untuk menambah wawasan
penyusun dan pembaca tentang perubahan alat kelamin pria pada masa pubertas.
c. Mengetahui
ciri-ciri laki-laki pada masa pubertas
2.
MANFAAT
Manfaat bagi penulis, orang lain, khusunya mahasiswa
maupun dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Penyebab
munculnya Pubertas pada Laki-laki
1.
Penyebab Munculnya Pubertas
Penyebab munculnya pubertas ini adalah hormon yang
dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon
tubuh). Berkat kerja hormon ini, remaja memasuki masa pubertas sehingga mulai
muncul ciri-ciri
kelamin sekunder yang dapat membedakan
antara perempuan dan laki-laki. Dengan kata lain, pubertas terjadi karena tubuh
mulai memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi telah
berfungsi dan tubuh mengalami perubahan.
Hormon seks yang memengaruhi laki-laki diproduksi oleh testis dan
dinamakan testosteron.
Hormon-hormon tersebut ada di dalam darah dan
memengaruhi alat-alat dalam tubuh sehingga terjadilah beberapa pertumbuhan.
2.
Penyebab Perubahan Pubertas
1.
Peran Kelenjar Pituitary
– Kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon yaitu hormon pertumbuhan yang
berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, dan hormon gonadotrofik yang
merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan. Sebelum masa puber secara
bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin bertambah dan kepekaan gonad
terhadap hormon gonadotrofik dan peningkatan kepekaan juga semakin bertambah,
dalam keadaan demikian perubahan-perubahan pada masa puber mulai terjadi.
2.
Peran Gonad- Dengan
pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks yaitu ciri-ciri seks
primer : bertambah besar dan fungsinya menjadi matang, dan ciri-ciri seks
sekunder, seperti rambut kemaluan mulai berkembang.
3.
Interaksi Kelenjar
Pituitary dan Gonad – Hormon yang dikeluarkan oleh gonad, yang telah dirangsang
oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary, selanjutnya
bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara berangsur-angsur penurunan
jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan sehingga menghentikan proses
pertumbuhan, interaksi antara hormon gonadotrofik dan gonad berlangsung terus
sepanjang kehidupan reproduksi individu, dan lambat laun berkurang menjelang
wanita mendekati menopause dan pria mendekati climacteric.
2.2
Hormon
yang Mempengaruhi Pubertas Pada Laki-laki
Hormon
Pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon,
yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone),
estrogen dan hormon pertumbuhan.
1. Testoteron
Testoteron
disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus.
Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk
sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
2. LH (Luteinizing Hormone)
LH
disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel
Leydig untuk mensekresi testoteron.
3. FSH (Follicle
Stimulating Hormone)
FSH
juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi
sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
4. Estrogen
Estrogen
dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua
hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5. Hormon Pertumbuhan
Hormon
pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Ejakulasi
Ialah
pengeluaran air mani dari penis sewaktu puncak persetubuhan. Tahapannya adalah
sebagai berikut:
2.3
Organ
dan Kelenjar yang Berkembang saat Laki-laki Pubertas
Menurut Tanner,
pubertas pria terbagi menjadi 5 tahap. Indikator yang ditinjau adalah ukuran/
volume testis, panjang penis, warna kulit dan rambut puber.
- Tahap P1: Prepubertal, panjang
testis kurang dari 2,5 cm.
- Tahap P2: Peningkatan ukuran
testis, kulit skrotum sedikit lebih gelap dari sebelumnya, tumbuh rambut
pubis tapi masih sedikit.
- Tahap P3: Ukuran panjang testis
sekitar 3,3-3,5 cm, penis memanjang, rambut pubes semakin banyak.
- Tahap P4: Testis panjang rata-rata
sekitar 4.1-4,5 cm, penis semakin besar dan panjang, rambut pubes sudah
seperti pada dewasa.
- Tahap P5: Ukuran panjang testis
lebih dari 4,5 cm dan proses spermatogenesis terjadi sempurna sehingga
jumlah sperma yang matur mencukupi untuk fungsi reproduksi.
Perubahan Hormon
Sebelum puber dimulai, sekitar usia 8-9 tahun terjadi
peningkatan signifikan hormon androgen dari korteks adrenal (adrenarche).
Sementara itu, aktifnya aksis hipothalamus-hipofisis-testis menyebabkan
peningkatan kadar hormon FSH, LH dan testosteron darah signifikan dimulai usia
11,5 tahun. Peningkatan ini dimulai bersamaan dengan peningkatan ukuran testis
(P2). Rambut pubes, ukuran penis dan percepatan tinggi badan dipengaruhi oleh
peningkatan hormon androgen.
Peningkatan ukuran penis dan testis
Karena pengaruh hormon androgen, terjadi peningkatan
ukuran penis dan testis. Ukuran testis bertambah lebih dahulu, dimulai usia
sekitar 11-12 tahun sedangkan pertambahan ukuran penis mulai sekitar usia 12-13
tahun. Peningkatan ukuran testis berkaitan dengan peningkatan sintesis hormon
testosteron, makin aktifnya proses spermatogenesis dan perkembangan
kelenjar-kelenjar seksual yang berkontribusi terhadap sekresi cairan
semen.
Pada usia
puber, peningkatan sekresi cairan akan menyebabkan penuhnya saluran reproduksi
yang memicu terjadinya kontraksi involunter (ejakulasi), dan biasanya dipicu
oleh mimpi erotis. Hal ini yang disebut nocturnal emmision atau wet dream
(mimpi basah) pada anak usia puber. Cairan yang keluar pada saat awal pubertas
belum terdapat sperma sehingga belum dapat berfungsi dalam reproduksi seksual.
Baru setelah 1-2 tahun berikutnya sperma dalam semen (cairan ejakuat) jumlahnya
cukup dan matur.
1. Alat kelamin dalam
Organ reproduksi dalam
pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
a. Testis
Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis dibungkus
oleh skrotum, kantong kulit di bawah perut. Pada manusia, testis terletak di
luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam
skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan
lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37°C).
Pada
tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan
mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot
kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal
dengan refleks kremaster.
Selama
masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis. Ukuran testis
bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan
intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli.
Pada
umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih
rendah dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis
pembuluh darah pada testis kiri dan kanan.
Testis
berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi testis:
·
memproduksi
sperma (spermatozoa)
·
memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.
Kerja testis di bawah
pengawasan hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari bagian anterior:
·
luteinizing hormone (LH)
·
follicle-stimulating hormone (FSH)
Testis dibungkus oleh
lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis terdapat banyak
saluran yang disebut tubulus
seminiferus. Tubulus ini dipenuhi oleh
lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang.
Spermatozoa (sel benih yang
sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari tubulus menuju rete
testis, duktus efferen, dan epididimis. Bila mendapat rangsangan seksual,
spermatozoa dan cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar
tubuh melalui vas deferen dan akhirnya, penis. Di antara tubulus seminiferus
terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi hormon testosteron. Pengangkatan
testis disebut orchidektomi atau kastrasi.
b. Saluran reproduksi
Saluran
pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas
deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
·
Epididimis (tempat pematangan sperma)
Epididimis
merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis.
Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan
bergerak menuju vas deferens
·
Vas deferens (saluran sperma dari testis ke kantong sperma)
Vas
deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak
menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat.
Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis
menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
·
Saluran ejakulasi
Saluran
ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan
uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam
uretra
·
Uretra
Uretra
merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra
berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran
untuk membuang urin dari kantung kemih.
c. Kelenjar kelamin
Kumpulan
kelenjar aksesoris terdiri dari vesikula seminalis, prostate, dan kelenjar
bulbouretralis. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut mensekresikan mucus bening
yang menetralkan setiap urine asam yang masih tersisa dalam uretra.
Sel-sel
sperma dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah
mengadakan kontak dengan plasma semen. Plasma semen mempunyai dua fungsi utama
yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang
mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang
kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat,
fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit
vitamin-vitamin serta enzim-enzim. Kelenjar aksesoris terdiri dari:
·
Vesikula seminalis (tempat penampungan sperma)
Vesikula
seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk
yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis
menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Vesikula
seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total volume semen. Cairan tersebut
mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan sebagian besar energi yang
digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat, dan prostaglandin.
·
Kelenjar prostat (penghasil cairan basa untuk
melindungi sperma)
Kelenjar
prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung
kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat
bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim antikoagulan, sitrat
(nutrient bagi sperma), sedikit asam, kolesterol, garam dan fosfolipid yang
berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Gambar
2. Kelenjar prostat
·
Kelenjar bulbouretra / cowper (penghasil lendir untuk melumasi
saluran sperma)
Kelenjar
bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra,
dibawah prostat. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang
salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang
bersifat alkali (basa).
1. Alat kelamin luar
·
Penis
Penis (dari bahasa Latin
yang artinya “ekor”, akar katanya sama dengan phallus, yang berarti sama) adalah alat
kelamin jantan. Penis merupakan organ
eksternal, karena berada di luar ruang tubuh. Pada manusia, penis terdiri atas
tiga bangunan silinder berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di
bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian
bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Ujung penis
disebut dengan glan
penis.
Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya
banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu
rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi
tegang dan mengembang (ereksi).
Fungsi
penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa metabolisme berwujud
cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi. Penis sejati dimiliki oleh
mamalia. Reptilia tidak memiliki penis sejati karena hanya berupa tonjolan
kecil serta tidak tampak dari luar, sehingga disebut sebagai hemipenis (setengah penis).
·
Skrotum
Skrotum adalah kantung
(terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testis atau buah zakar. Skrotum
terletak di antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada wanita, bagian
ini serupa dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan
dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat
yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk
menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum
juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding
perut yang disebut otot
kremaster. Pada
skrotum manusia dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis
mulai tumbuh sejak masa pubertas.
Fungsi
utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang
memiliki suhu 1-8oC lebih dingin dibandingkan temperature rongga
tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh sistem
otot rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis
atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Pada manusia,
suhu testis sekitar 34°C. Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau
melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi
tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak
menjauh pada suhu panas.
2.4
Ciri
Laki-laki yang Mengalami Pubertas
Ciri kelamin
sekunder pada pria adalah:
1.
Tumbuh kumis dan janggut, rambut pada dada, rambut pada sekitar alat kelamin , rambut pada ketiak dan
sebagainya.
2. ada suara akan semakin rendah.
5.
Jaringn kulit menjadi lebih kasar dan pori - pori tampak membesar
6.
Mulai muncul jerawat di sekitar wajah
7.
Mulai tampak ada otot -otot yang berkembang lebih besar dan menonjol
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
1.
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi
seksual
2.
Pada masa pubertas terdapat
perkembangan organ reproduksi laki-laki yang di pengaruhi berbagai hormone
yaitu testoteron, LH, FSH, dan esterogen.
3. Ciri-ciri
laki-laki yang mengalami pubertas antara lain : tumbuh kumis, janggut, dada
melebar, suara membesar dan sebagainya.